Expresi
cerita tentang Hia dan Zayyan
Rabu, 14 Desember 2011
Ujian Semester Pertama
Ini hari ketiga aku ujian. Hari pertama ujian mata pelajaran Math. Hari kedua ujian mata pelajaran Nationality dan Bahasa. Hari ini, ujian English dan Religion. Mudah-mudahan aku bisa ya. Karena sebelum kelas ujian dimulai, orang tua yang ikut kelas berdoa bersama, memberikan the word magic alias kata-kata ajaib.
Seperti kemarin, meski ketika pagi-pagi mama agak mengomel karena aku malas bangun, tapi di kelas mama mengucapkan kata-kata yang memberiku kekuatan. "Hia pasti bisa," kata mama. Aku mengangguk ketika itu, dan yakin aku bisa..
It worked! nilaiku lumayan bagus, boleh dikata cukup tinggi jika dibandingkan dengan teman-temanku yang lain. Bahkan kata mama, para mama lain tadi pagi kasih komen, kalau aku yang paling tenang ketika ujian kemarin. Soalnya, para mama yang lain menunggui anak-anaknya. Karena mama harus segera ke kantor, mama tidak bisa lama-lama di sekolah. Kadang-kadang sedih juga tidak ada mama atau papa. Tapi syukurnya, kalau pas kelas karakter, jika mama tidak bisa hadir, pasti papa yang akan menggantikan.
Besok, aku ujian Science. Pelajaran yang sangat kusukai. Mohon doanya, dan juga the magic word-nya ya mama....
Kamis, 14 Oktober 2010
Mandi Sungai...
Mandi sungai sekarang ini jadi ritual wajib saban hari Sabtu. Tak hanya mandi, kami juga membawa bekal untuk makan siang. sungai-sungai itu terletak di kawasan arah belakang rumah kami. SEdikitnya ada 7 sungai yang mengalir di sana, sebelum akhirnya kita menemukan air terjun.
Airnya jernih dan batunya besar-besar. Suasananya alami sekali. Tetapi, beberapa pekan terakhir, ada beberapa truk yang datan guntuk mengambil batu sungai. Uh, sebel! Jadi kami banyak kehilangan batu-batu. Kata mama, batu-batu itu diambil untuk pembangunan rumah, jalan dan lain-lain. Oh, kenapa pembangunan harus merusak lingkungan ya. Kalau sekarang diambil terus, nanti kalau kami besar, batu-batunya habis dong...aduh, kok manusia-manusia dewasa tidak berpikir untuk masa depan generasi mendatang...aduh....
We're Back !
Hai..hai....
kami kembali lagi setelah lama menghilang. Maklum, mama sang admin sok sibuk hihihi, jadi ya berita-breita kami nggak di-up date deh jadinya. Sekarang, mama sibuk juga sih, tapi mama akan tetap meluangkan waktunya. Karena blog ini akan jadi lembaran sejarah hidup kami ke depan...
Oya, sekarang kami sudah tinggal di kaki bukit barisan di kawasan Kuta Malaka, Aceh Besar. Banyak cerita-cerita yang akan kami bagi. Soalnya, rumah lokasi rumah kami seru loh...liat aja foto kami berenang di sungai di dekat rumah. Sekarang ini, saban sabtu menjadi ritual untuk mandi sungai...sik asyik.... belum lagi mandi di kolam air terju di dekat rumah...duh..sedapnye....
Kamis, 25 Juni 2009
Selamat Jalan Atok...
Senin (15/6/2009) dinihari sekitar pukul 00.20, Om Amen telepon mama dan bilang atok sudah meninggal. Tentu saja , kami sekeluarga sangat syok dan bersedih. Atok memang punya penyakit gula dan asma. Tapi sebelumnya tidak ada sakit berat. Terus terang, kepergiannya jadi terasa mendadak. Kepergiannya hanya berselisih beberapa hari dari ulang tahunnya yang ke 67 tahun.
Minggu pagi, mama ditelpon Bunda Raya. Bunda bilang, kondisi kesehatan atok drop sekali. SEtelah diperiksa oleh tetangga yang ahli medis, Ibu Hur, gula darah atok mencapai 524 dan tekanan darah 80. Kondisi ini menurut Ibu Hur mendekati koma. Nenek disarankan untuk membawa atok ke RS. Waktu Bunda telpon, mama sebenarnya sudah punya feeling, meski berusaha nggak percaya sama feelingnya. Pun begitu, mama saranin ke Bunda agar Om Amen dan Om Abo dikabari segera dan kalau bisa Om Amen diminta pulang dulu dari Jakarta.
Minggu siang Om Amen segera berangkat ke Medan dan atok juga segera dilarikan ke RSU Malahayati, Medan. Om Amen sampai sekitar pukul 4 sore. Kondisi atok makin payah. Sekitar pukul 10 malam, atok dipindahkan ke ruang ICU. Ketika nenek, bunda dan yang lain sudah pulang, atok hanya dijaga oleh Om Amen dan Om Hada. Tak berapa lama setelah nenek tiba di rumah, atok menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Selamat jalan atok. Kami akan sangat merindukanmu.
Terakhir kami berjumpa dengan atok seminggu sebelum kejadian. Ketika mama menjemput kami dari rumah atok untuk dibawa ke Banda Aceh, karena papa ada di Banda Aceh. Hampir tiga bulan kami di rumah atok setelah balik dari Bali. Jadi, lumayan juga sebenarnya perjumpaan kami dengan atok. Bahkan dua minggu sebelum kejadian itu, atok sempat-sempatnya bawa kami jalan-jalan dengan mobil Cherokee-nya ke Belawan kemudian tembak langsung ke Polonia. Kami main ATV, makan-makan. Sepertinya atok memang ingin meninggalkan kesan sebelum kepergiannya itu.
Atok juga membelikan Zayyan sebuah mic untuk karoke bareng atok. Maklumlah, Zayyan suka sekali nyanyi, meski liriknya cuma...aku....aduh kenangan itu. Atok juga suka membacakan kami buku karangan Enid Blyton berjudul 'Tiga Permintaan' . Di buku itu, ada tokoh bernama Elsye dan Bobby. Kemudian atok menjuluki kami berdua sebagai Elsye dan Bobby. Kalimat yang kuingat jika atok mulai meledek kami kalau lagi bertengkar atau ada salah satau dari kami menangis..
"Elsye, kamu jangan menangis saja," Kata Bobby...
Atok...selamat jalan ya, kami doakan semoga atok mendapat tempat yang terbaik. Kami akan merindukan atok. Peluk cium dari kami. Maafkan kami tidak bisa memberi kecupan terakhir, karena ketika kami tiba di Medan dari Banda Aceh, jenazah atok sudah dikebumikan..., sebelum bertolak ke Banda Aceh, kami menziarahi kuburan atok...selamat jalan atok..
Senin, 23 Maret 2009
Kembali ke Medan..
Mama memutuskan kembali ke Medan. Tentu saja kami sedih, karena harus berpisah dengan teman-teman yang lucu-lucu. Harus berpisah dengan Bli Yani, Mo, Lelia, Jasmine, Eliana, Bodhi, Putu Novi, Radit, Ibu Liz yang saban sore ngajakin walking...duh,,,tapi memang mama memang sudah final memutuskan untuk kembali ke Medan. Nanti deh, kami ceritain kenapa mama memilih balik ke Medan. Tapi yang paling buat sedih harus pisah sama papa, karena papa tetap tinggal di Bali...hiks...
Jumat, 02 Januari 2009
Selamat Tahun Baru Hijriah 1429 dan Masehi 2009
Akhirnya, tahun berganti sudah. Tahun baru lalu kami masih di Banda Aceh. Dan kini, kami sudah di Ubud, Bali. Sebuah perjalanan yang panjang dan agak melelahkan, kata mama. Malam tahun baru kemarin, kami merayakannya di kafe Flava -milik Om Noel dan Tante Wina- tetangga sebelah rumah. Tapi Hia, Zee dan mama gak sampai pas pergantian tahunnya. Soalnya, Hia udah bobok deluan, kemudian menyusul Zee, gak ikutan ajojing deh:)). Mama, Hia, Zee dan Hanoman pulang diantar Om Edu, sedangkan papa nggak ikut pulang.
Ramai sekali di Flava, selain teman-teman papa dan mama, juga banyak pengunjung lainnya yang memadati kafe di kawasan Peliatan itu. Pak Will dan temannya nyanyi. Gak tahu deh, apa papa juga ikutan nyanyi setelah kami pulang.
Oya di sana juga ada tante Petra, mamanya Jasmine. Tante Petra temannya papa dan mama yang tinggal di Campuhan. Tante Petra ini direktur IDEP, NGO yang memiliki banyak program di Aceh paska tsunami, khususnya tentang pertanian organik. Waktu natalan, kami diundang ke rumahnya yang asri dan nyeni. Waktu itu, Hia dan Zee dikasih hadiah natal hihihihi, Hia dapat mainan bongkar pasang gedung bertingkat yang ada tempat parkirnya. Sedangkan Zee, dapat kereta api lucu yang punya rel naik turun (mainan ini jadi most wanted di Nyuh Kuning esp.Komplek Keluarga Bu Made Padet yang buat banyak anak menangis huhuh) dan karena begitu seringnya dimainin, sekarang keretanya udah rusak...huuhuhu...
Di tempat baru kami ini, kami memang banyak menemukan keberagaman. Mulai dari suku yang berbeda, sampai agama dan juga bangsa. Kalau dulu di Aceh, mayoritas muslim. Jadi, kami hanya terbiasa dengan hari-hari besar Islam. Kalau di sini, campur aduk. Misalnya kayak beberapa bulan lalu, Hindu Bali merayakan Galungan. Wah, rame sekali. Banyak barong yang dimainkan anak-anak keliling rumah. Hiasan-hiasan penjor juga menghiasa seluruh rumah umat Hindu di Bali. Ramai sekali. Kemudian masuk Ramdhan dan Lebaran. Di Gianyar dan Denpasar, terasa juga gaungnya, karena setelah Hindu Bali, Islam merupakan agama terbesar nomor dua di Bali. Tapi kalau di Ubud...hihihih, gak ada bau-baunya deh, meski punya satu tetangga yang juga muslim. Pas natalan baru rame lagi. Karena Ibu Robin buat open house.Wuih, yang datang ramai sekali. Kami juga dapat hadiah natal.
Kata mama dan papa, keberagaman itu penting. Jadi, kita lebih toleran dan empati pada orang lain, dan nggak merasa paling benar di dunia ini. Keberagaman itu juga mengajari kita banyak hal. ....
Selamat tahun baru ya, nanti ceritanya disambung...
Selasa, 21 Oktober 2008
Horeee, Mama Sudah Bisa Kerja Dari Rumah
Akhirnya..setelah malang melintang saban hari dari Nyuh Kuning ke Sanggingan dalam tempo 5 bulan terakhir ini, sekarang mama bisa bernafas lega. Pasalnya, mama sudah diizinkan kerja dari rumah. Duh, betapa senangnya kami..tak terhingga...(tepuk tangan dong Zayyan dan Hia....) mama bisa mengerjakan naskah-naskah dari rumah. Hanya sesekali saja ke Jungle Run untuk melihat gambar yang sudah dicapture untuk ditranskrip....uhhhhhhhhhhhhh senang sekaliiiiiii
Bisa kesampaian deh cita-cita mama ikut yoga di sebelah rumah. Renang bareng hia dan zee di pool yang juga dekat rumah, bisa...pokoknya semua cita-cita dan keinginan mama yang belum kesampaian setelah tinggal di Ubud- heart of Bali gitu loh (kata mama) heheheh
Ternyata, doa mama cepat sekali dikabulkan. Terimakasih ya Auloh...Kau memang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang...Amien.
Langganan:
Postingan (Atom)