Kamis, 25 Juni 2009
Selamat Jalan Atok...
Senin (15/6/2009) dinihari sekitar pukul 00.20, Om Amen telepon mama dan bilang atok sudah meninggal. Tentu saja , kami sekeluarga sangat syok dan bersedih. Atok memang punya penyakit gula dan asma. Tapi sebelumnya tidak ada sakit berat. Terus terang, kepergiannya jadi terasa mendadak. Kepergiannya hanya berselisih beberapa hari dari ulang tahunnya yang ke 67 tahun.
Minggu pagi, mama ditelpon Bunda Raya. Bunda bilang, kondisi kesehatan atok drop sekali. SEtelah diperiksa oleh tetangga yang ahli medis, Ibu Hur, gula darah atok mencapai 524 dan tekanan darah 80. Kondisi ini menurut Ibu Hur mendekati koma. Nenek disarankan untuk membawa atok ke RS. Waktu Bunda telpon, mama sebenarnya sudah punya feeling, meski berusaha nggak percaya sama feelingnya. Pun begitu, mama saranin ke Bunda agar Om Amen dan Om Abo dikabari segera dan kalau bisa Om Amen diminta pulang dulu dari Jakarta.
Minggu siang Om Amen segera berangkat ke Medan dan atok juga segera dilarikan ke RSU Malahayati, Medan. Om Amen sampai sekitar pukul 4 sore. Kondisi atok makin payah. Sekitar pukul 10 malam, atok dipindahkan ke ruang ICU. Ketika nenek, bunda dan yang lain sudah pulang, atok hanya dijaga oleh Om Amen dan Om Hada. Tak berapa lama setelah nenek tiba di rumah, atok menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Selamat jalan atok. Kami akan sangat merindukanmu.
Terakhir kami berjumpa dengan atok seminggu sebelum kejadian. Ketika mama menjemput kami dari rumah atok untuk dibawa ke Banda Aceh, karena papa ada di Banda Aceh. Hampir tiga bulan kami di rumah atok setelah balik dari Bali. Jadi, lumayan juga sebenarnya perjumpaan kami dengan atok. Bahkan dua minggu sebelum kejadian itu, atok sempat-sempatnya bawa kami jalan-jalan dengan mobil Cherokee-nya ke Belawan kemudian tembak langsung ke Polonia. Kami main ATV, makan-makan. Sepertinya atok memang ingin meninggalkan kesan sebelum kepergiannya itu.
Atok juga membelikan Zayyan sebuah mic untuk karoke bareng atok. Maklumlah, Zayyan suka sekali nyanyi, meski liriknya cuma...aku....aduh kenangan itu. Atok juga suka membacakan kami buku karangan Enid Blyton berjudul 'Tiga Permintaan' . Di buku itu, ada tokoh bernama Elsye dan Bobby. Kemudian atok menjuluki kami berdua sebagai Elsye dan Bobby. Kalimat yang kuingat jika atok mulai meledek kami kalau lagi bertengkar atau ada salah satau dari kami menangis..
"Elsye, kamu jangan menangis saja," Kata Bobby...
Atok...selamat jalan ya, kami doakan semoga atok mendapat tempat yang terbaik. Kami akan merindukan atok. Peluk cium dari kami. Maafkan kami tidak bisa memberi kecupan terakhir, karena ketika kami tiba di Medan dari Banda Aceh, jenazah atok sudah dikebumikan..., sebelum bertolak ke Banda Aceh, kami menziarahi kuburan atok...selamat jalan atok..
Langganan:
Postingan (Atom)