Jumat, 20 Juni 2008

Pindah ke Bali

Akhirnya, kami sekeluarga pindah ke Bali. Kami berangkat dari Banda Aceh persis satu hari setelah pemerintah menaikkan harga BBM sampai 30 persen, tepatnya 25 Mei 2008. Sebenarnya kami akan bertolak dari Medan, dari rumah nenek. Tapi karena ada beberapa barang yang harus diambil dan juga pamit sama oma di Banda Aceh, kami memutuskan untuk berangkat dari Banda Aceh. Perjalanannya seru. Bayangin aja, ternyata Zee itu sampai di Jakarta menjadi penumpang gelap. Haahahahah. Ceritanya, dari Banda Aceh - Medan, kami naik pesawat Lion. Dari Medan-Denpasar, kami naik pesawat Garuda. Nah, ketika boarding Garuda di Bandara Polonia, Medan, tidak ada masalah. Nama Zee keluar waktu chek in. Perjalananpun aman, meski harus overweight sampai harus bayar Rp 300 ribu :((. Begitu tiba di Bandara Soekarno Hatta, mama yang lagi menggendong Zee, dicegat petugas, begitu keluar dari pintu pesawat. Duh, mama waktu itu udah feeling pasti something wrong deh :(. Benar saja, nama Zee itu sudah direservasi, tapi belum di-issued, sehingga perjalanan Medan- Jakarta, Zee itu penumpang gelap karena belum bayar hehehehehehe. Tapi bukan salah kami, tapi salah petugasnya donk. Sayangnya mama dan papa kurang teliti dengan tidak memperhatikan tiket yang kami bawa. Pasalnya, kalau tiket biasa, karena Zee masih terhitung infant, mama dan Zee satu tiket. Tapi ternyata untuk tiket elektronik, meski infant, Zee dapat tiket sendiri. Ya akhirnya, setelah sama-sama mint maaf, tiket Zee seharga 576 ribu dibayar. Di Bandara Soekarno Hatta, kita juga sempat ketemu sama teman mama dan papa, Mpok Rini. Katanya, Mpok Rini mau ke Surabaya, ada urusan keluarga. Karena sudah siang, kami dibelikan makan siang KFC yang banyak sekali. Setelah hampir 12 jam di perjalanan, kami akhirnya tiba juga di Denpasar. Lelah sekali. Tpi syukurnya Zee nggak rewel. Kami dijemput dengan mobil Yayasan Bumi Sehat. Sudah hampir jam 7 malam, begitu mobil meluncur dari Denpasar ke Nyuh Kuning. Ada dua kamar yang disediakan di komplek rumah Ibu Made Padat. Satu kamar untuk Om Mija dan satu kamar kami, mama dan papa. Sempit memang. Tidak seluas rumah di Banda Aceh. Apalagi kamar mandi dan dapurnya di luar. Tapi lumayanlah. Apalagi, para tetangga kami yang satu komplek ramah-ramah dan asyik-asyik. Ada Ibu Robin Lim dan Pak Will serta anak mereka om Zion dan Hanoman, mereka orang Amerika. Juga ada Om Noel dan Tante Wina yang punya anak namanya Body. Umurnya hanya terpaut sekitar 3 bulan dari Zee. Oya, Om Noel orang Amerika, sedangkan Tante Wina orang Indonesia, aslinya Bandung. Kemudian juga ada cucu pemilik tanah di mana kami tinggal, Bli Wayan, juga ada Putu. Oya, ada juga Eliana, anak angkat Ibu Robin dan Pak Will. Sedangkan tetangga sebelah rumah, ada Jasmine, Hanifah, Mo, Leliana dan Nanda. Mereka juga indo, ibunya Amerika dan bapaknya Jawa. Mereka ramah-ramah. Kami sering bermain di rumah mereka yang open house. Kami doyan main di sini, karena banyak mainannya :)). Sudah dulu ya. Nanti kami upload foto-fotonya. Oya, minggu pertama mama agak setres heheheh, apalagi kami dan papa sakit karena cuaca di Ubud lagi jelek. Nanti deh kami ceritain lagi komplitnya.

Tidak ada komentar:

twinkle twinkle little star