Senin, 07 Juli 2008

papa

Karena kami lagi kangen-kangennya sama papa, kami posting tentang papa aja deh. Papa kami seorang freelance cameraman. Sebelum memulai karirnya jadi cameraman, papa seorang penyiar di Radio Flamboyan FM di Banda Aceh. Udah gitu, papa jadi penyiar berita sekaligus reporter di TVRI Banda Aceh. Pas ketemu mama, papa kemudian sama-sama mama belajar menggunakan kamera. Soalnya waktu itu, mama dikasih kamera VX1000 ama temannya, Tante Dini Djalal yang mau pindah ke Whasington. Kamera ini banyak berperan pada karir papa dan mama selanjutnya. Di penghujung tahun 2003, papa dan mama berhasil mendapatkan beasiswa pembuatan film documenter senilai USD 5500 yang digelar oleh PJTV UI, Internews, In-docs di penghujung tahun 2003. Dalam film ini, mama jadi directornya, papa jadi kameraman, Om Muchtar dan om Haryo serta Pak Horea Salajan jadi editornya. Filmnya bertajuk 'Politik Teungku'. Bercerita tentang seorang ulama dayah -pesantren tradisional di Aceh- yang berniat jadi anggota parlemen di Aceh Utara dalam Pemilu 2004. Meski turunnya ulama ke kancah politik melahirkan kontroversi, tapi si ulam abersikukuh dengan pemberlakuan Syariat Islam di Aceh, anggota parlemen haruslah mengerti soal-soal mendasar dalam Islam-karena mereka yang akan membuat kebijakan. Pemilu sebelumnya, nyaris tak digelar di Aceh karena suasana Aceh dalam konflik berkepanjangan paska dicabutnya status Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh. Sementara, Pemilu pada 2004 ini digelar dalam suasana Aceh berstatus darurat militer. Suasana kampanye dan pemilu berlangsung agak tegang. Seperti ditemukannya bom di lapangan yang sedianya akan digelar kampanye. GAM bahkan buat peratura, para jurkam dilarang masuk desa. Bahkan sebuah bom dilemparkan di sebelah rumah yang hanya berjarak satu pintu dari pesantren tempat ulama tadi mengajar. Sayangnya, sang ulama tak mendapat kursi, agaknya dia dicurangi. Pasalnya pengumumannya telah lewat 1 bulan dari jadwal yang sudah disepakati. Endingnya, sang ulama kembali menjadi guru di dayahnya. Film ini diputar di Jiffest 2004. Sembari itu, papa bekerja sebagai kotributor pada TV7 dan kemudian stringer untuk Reuters. Seminggu papa dan mama menikah, papa harus ke Jakarta. Papa menjadi juru kamera untuk film dokumenter yang dibuat Tante Dini Djalal tentang seorang aktivis yang menjadi leader pada grass root ketika masa kampanye Pemilu Presiden. Sayang, sang tokoh, om Oji sudah tutup usia, tidak lama setelah dirinya kembali dari Aceh. Kedatangan om Oji ke Aceh paska tsunami. Om Oji menjadi volunteer kemanusian dengan teman-temannya dari Universitas Nasional Jakarta. Kembali ke soal papa. Setahun kemudian, sekitar 3 bulan papa dan mama menikah, bencana tsunami terjadi. Papa dan mama mengabadikan kejadian itu sembari mereka lari dari samping Masjid raya Baiturrahman. Beberapa bulan setelahnya, papa dan mama kembali mendapat tawaran pembuatan film dokumenter 'Children of Tsunami", kerja sama TVE Asia Pasific-Oxfam Novib dan Jungle RUn Production. Mama menjadi researcher dan field director dan papa selain menjadi cameraman juga menjadi researcher Film yang dibuat selama 1 tahun ini bercerita tentang dua gadis kecil, Putri (7) dan Yenni (15). Bagaimana mereka menghadapi hari-hari paska tsunami setelah kehilangan saudara dan juga harta benda akibat tsunami. Putri kehilangan kakaknya yang sedang mengandung 7 bulan, sedangkan Yenni kehilangan 2 adiknya. Putri di Aceh Besar dan Yenni di Meulaboh. Dari sinilah, papa mulai rutin bekerja untuk Jungle Run Production yang bermarkas di Ubud, Bali. Papa terlibat dalam beberapa project untuk dokumenter BBC, Discovery Chanel. Sembari itu, papa juga bekerja untuk beberapa lembaga internasiona, nasional dan juga lokal. Seperti IFRC, Australia Red Cross, IDLO -papa dan mama membuat film penyuluhan tentang hak-hak perempuan korban tsunami- juga UNICEF. Khusus dalam project UNICEF, papa dan teman-temannya mengajari anak-anak korban tsunami untuk membuat video diary. Film dengan tajuk Aceh's Little Heroes ini kemudian secara khusus mengangkat cerita papa ketika tsunami datang menerjang Aceh. Film ini diputar di BBC, Asia News Chanel dan SCTV untuk memperingati 3 tahun tsunami. Berkat pekerjaannya juga, papa berhasil mendapatkan beasiswa kursus tentang media ke Ohio University di Amerika selama lebih kurang 2 bulan. Sampai akhirnya, papa ditawari Jungle Run untuk pindah ke Bali. Papa, we proud of you... p.s : hiks, katanya papa baru pulang minggu depan karena kebetulan dapat job di Aceh

Tidak ada komentar:

twinkle twinkle little star